25 September 2009

SEJARAH SINGKAT PTPN IX (PERSERO)

KEBUN BLIMBING



Profil PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Blimbing di sajikan untuk mendapatkan gambaran secara global mengenai kondisi Kebun Blimbing. Sebagai Badan Usaha Milik Negara selalu dituntut untuk meningkatkan pengelolaan sehingga Perusahaan tetap Lestari dalam keadaan sehat sesuai dengan Visi dan Misinya.


Tahun 1927 - 1945

Kebun Blimbing masih satu Kebun dengan Kebun Buwaran ( GRO ) Geuvernement Rubber Onderneming Buwaran / Blimbing Kantor Pusat di Jakarta.

Tahun 1946 - 1955

Kebun Buwaran / Blimbing menjadi PPN. Lama Kantor Administratur di Buwaran.

Tahun 1956 - 1963

Kebun Blimbing bergabung dengan Kebun Subah dan Kebun Buwaran berdiri sendiri.

Tahun 1963 - 1968

Kebun Blimbing bergabung dengan Doro. Kebun Buwaran bergabung dengan Prumpang. Sejak lahirnya PPN Karet XIII, merupakan 2 (dua) Pimpinan Kebun yang berdiri sendiri-sendiri.

Tahun 1968 - 1972

Dengan PP. 14/1968 tentang pendirian PNP. XVIII dan per 1 Mei 1969 Kebun Blimbing bertambah dengan Kebun Kalilanang ( EX. PERA IV ).

Tahun 1972

Dengan PP. 23 Th. 1972 ( LN. No. 31 Th. 1972 ) PNP. XVIII berubah menjadi PTP. XVIII ( Persero ).

Tahun 1975 - 1994

Kebun Blimbing / Doro dan Kebun Buwaran / Prumpang bergabung menjadi satu dengan nama Kebun Blimbing, berkedudukan Kantor Administratur di Blimbing.

Tahun 1995

Kebun Blimbing digabung dengan Kebun Jolotigo, berkedudukan Kantor Administratur di Blimbing.

Tanggal 11-03-1996

Melalui Restrukturisasi Perkebunan-Perkebunan Negara yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 14 Th. 1996 tgl. 15 Pebruari 1996, maka pengelolaan Kebun Blimbing / Jolotigo semua dibawah naungan PTP XVIII, dirubah menjadi PTPN IX ( Persero ) yang berkedudukan Kantor Direksi di Surakarta.

Anggota meliputi Kebun-Kebun Ex. PTPN IX dan Ex. PTP XV – XVI dengan Akte Notaris Harun Kamil SH.

Tanggal 01-07-1999

Sesuai SK. Direksi No. PTPN. IX.0/SK/149/1999.Sm. tanggal 1 Juli 1999 tentang penyempurnaan bagan Organisasi maka per 1 Juli 1999 Kebun Jolotigo dipisahkan dari Kebun Blimbing.

Tanggal 01-01-2001

Dasar Surat SE Dir. No. PTPN. IX. 0/SE/096/2000 tgl. 20-6-2000 areal Surorejo ( Keb. Jolotigo ) masuk areal Afd. Warangan ( Keb. Blimbing ).

M U C U N A

TANAMAN PENUTUP TANAH ( Mucuna bracteata )

1. Latar Belakang

Upaya merehabilitasi agar lahan berfungsi sesuai peruntukanya, sebagai media produksi maupun media tata air. Pada umumnya lahan di Kebun Blimbing mempunyai topografi yang terjal sehingga dimungkinkan banyak terjadi kerusakan fisik maupun kimia, tingkat erosi cukup tinggi. Upaya penyelamatan keadaan tersebut dengan menerapkan teknik konservasi tanah dan air sehingga produktifitas lahan dapat meningkat salah satu metode konservasi tanah dan air adalah dengan menanam tanaman penutup tanah ( Cover Crop ) dengan menggunakan tanaman Mucuna Sp.

Kelebihan :

Ø mempunyai kandungan unsur N yang tinggi karena kemampuannya mengikat netrogen, memiliki bahan organik tinggi dan mudah terdekomposisi. Pertumbuhannya cepat, tumbuh menjalar / merambat, sistem perakaran menyebar kesamping dan mempunyai kemampuan dapat menggemburkan tanah.

Ø Mampu tumbuh baik pada kondisi tanah PH. 5 – 8.

Ø Teknik budidaya sangat sederhana.

Ø Dapat menghambat pertumbuhan alang-alang dan gulma lain.

Ø Mengurangi serangan cendawan seperti JAP.

Ø M bracteata memiliki tingkat ketahanan yang lebih baik terhadap nematode akar.

2. Penanaman Mucuna bracteata di Kebun Blimbing

Berdasarkan anjuran dari Balai Penelitian Karet Sungai Putih Medan, Kebun Blimbing sudah mencoba menanam Mucuna bracteata yang terletak di Afdeling Blimbing 24 Ha dan Afdeling Prumpang 5 Ha, sampai dengan saat ini pertumbuhannya baik dan direncanakan akan terus diperluas dengan penangkaran lewat stek batang dari tanaman tersebut. Areal di Kebun Blimbing termasuk areal yang endemik cendawan akar putih (JAP). Sehingga untuk memutus rantai perkembangan JAP salah satunya adalah dengan menanam penutup tanah jenis Mucuna bracteata. Disamping itu upaya lain adalah dengan membuka lahan secara mekanisasi.

3. Analisa Usaha / Ekonomis Bibit Mucuna bracteata

Sebelum di semai biji dilukai ujungnya dengan amplas atau di gunting sampai kelihatan daging buahnya yang berwarna putih.

Ø 1 Kg biji Mucuna bracteata = 6.645 biji

Rp. 1.100.000,-

Ø 8 Kg kantong Arang sekan @ Rp. 30.500,-

Rp. 244.000,-

Ø 270 Kantong aran sekan @ Rp. 13.000,-

( 1 kantong arang sekan jadi 25 polybag )

( 6.645 / 25 ) X 13.000,- Rp . 351.000,-

Ø 1 tenaga kerja upah Rp. 13.000,-/Hko

30 hari X 13.000,- Rp . 390.000,-




Jumlah Biaya Rp. 2.085.000,-

Prosentase Hidup 55,78 % = 6.645 X 55,78 %

= 3.706 Pohon

Harga Pokok Bibit =

= Rp. 562,6 / bibit

4. Aplikasi di Lapangan

Pada tanaman TU Karet dengan jarak tanam 5 X 3 M dianjurkan di tanami tanaman penutup tanah Mucuna Bracteata sebanyak 350 – 400 pohon per Ha. Pada saat awal dipindah ke lapangan perlu diberi pupuk Rock Phospat 5-10 gram dan sekitar tanaman Mucuna bracteata harus dibersihkan dari rumput selama 6 bulan. Melihat pertumbuhannya relatif cepat perlu meningkatkan perhatian dibidang manajemen pemeliharaan yang cermat terutama pada jalur tanaman harus di kendalikan pertumbuhan sulur / mucuna jangan sampai merambat pada tanman pokok ( karet ). Karakter yang demikian menyebabkan Mucuna bracteata cocok untuk sebagai LCC pada areal bukaan.